Jumat, 01 Juni 2012

CARA MEMBCA PUISI YANG BAIK

Membaca puisi (poetry reading) pada hakikatnya merupakan suatu usaha menyampaikan puisi kepada pendengar atau hadirin dengan cara yang setepat-tepatnya (sesuai dengan tuntutan puisi itu sendiri) untuk membawakan seluruh nilai-nilai puisi tersebut sesuai dengan yang dimaksudkan penyairnya (Suharianto 1982: 46). Nilai yang dimaksudkan dapat berupa informasi/pesan dan cerita (sebagai kandungan dalam) dan perangkat alat kebahasaan (sebagai kandungan luar). Dalam membaca puisi yang terpenting adalah bagaimana agar nilai-nilai yang ada menjadi hidup dan dihidupkan sehingga tercapai tujuan-tujuan yang berada dalam kerangka komunikasi gagasan maupun komunikasi estetik  (Sunaryo 2005: 40).
Untuk dapat membaca puisi dengan baik, setidaknya ada beberapa komponen yang menunjang dalam pembacaan puisi. Adapun komponen-komponen yang menunjang dalam pembacaan puisi yaitu: penghayatan, vokal, dan penampilan.
1.      Penghayatan 
Penghayatan memiliki arti pemahaman terhadap isi kandungan puisi yang dibaca. Penghayatan atau pemahaman dalam membaca puisi tidak terbatas pada pemahaman kata atau baris dalam puisi. Pemahaman akan makna dan suasana puisi juga harus dimiliki dalam membaca puisi agar rasa puisi terasa pula oleh pendengar puisi. Doyin (2008: 74) mengatakan bahwa penghayatan dalam membaca puisi setidaknya tercermin dalam 4 hal yaitu: pemenggalan, intonasi, ekspresi, dan kelancaran.
Pemenggalan adalah pemotongan bagian-bagian puisi ketika akan dibaca. Untuk dapat memenggal puisi dengan baik seseorang harus memahami puisi yang hendak dipenggal tersebut. Pemenggalan yang baik akan membuat maksud atau makna puisi tercermin dari bagaimana puisi itu dibaca dengan penggalan-penggalannya.
Intonasi, intonasi merupakan tinggi rendahnya suara ketika membaca puisi. Intonasi merupakan gambaran rasa dari puisi yang sedang dibaca. Intonasi dalam pembacaan puisi meliputi tekanan nada, tekanan tempo, dan tekanan dinamik dan aksentuasi, aksentuasi menyangkut bagian mana dari puisi yang dibaca yang harus mendapat penekanan. Dengan intonasi yang tepat sebuah pembacaan puisi akan lebih mudah dirasakan oleh pendengarnya. Oleh karena itu dalam menentukan intonasi dalam pembacaan puisi tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, perlu pemahaman dan penghayatan terhadap puisi yang akan dibaca.
Ekspresi, ekspresi merupakan cara komunikasi untuk mendukung apa yang kita sampaikan atau baca dengan visualisasi maksud yang akan kita sampaikan. Secara umum ekspresi terlihat dari segala gerak gerik tubuh, dan secara khusus biasanya lebih terlihat pada ekspresi wajah atau mimic wajah. Dalam menampilkan ekspresi bagian tubuh yang paling penting adalah mata.
Kelancaran, seperti dalam kegiatan membaca pada umumnya, kelancaran membaca juga sangat penting dalam membaca puisi. Bisa di bayangkan, ketika membaca teks biasa saja kelancaran akan sangat berpengaruh pada ketersampaian pesan atau isi teks apalagi ketika yang dibaca puisi yang memiliki bahasa pemadatan dan kiasan. Oleh karena itu pemahaman penghayatan akan puisi juga memiliki keterkaitan dengan kelancaran. Hal itu karena kelancaran di sini tidak terbatas pada pembacaan semata, tetapi menyangkut intonasi dan ekspresi pembacaan puisi juga.
2.      Vokal
Menurut Doyin (2008) ada empat hal yang diperhatikan dalam masalah vocal yaitu kejelasan ucapan, jeda, ketahanan, dan kelancaran.
Setiap kata yang ada dalam puisi harus dapat didengar oleh pendengar atau penonton secara jelas. Kejelasan ucapan ini terkait bagaimana mengucapkan kata-kata bukan warna atau jenis suara pembacanya. Jeda merupakan waktu penghentian ketika membaca puisi. Untuk dapat membaca puisi dengan baik kita harus dapat mengatur jeda secara tepat. Secara umum jeda digunakan untuk mengambil nafas, tetapi mengambil nafas di sini juga harus diatur sesuai isi yang dibaca agar tak terkesan tergesa atau terlalu lambat dan maksud yang dibaca sampai pada pendengar.
Ketahanan vocal dalam pembacaan puisi juga harus terjaga, jangan sampai ketika awal pembacaan kita terlalu bersemangat tetapi ketika akhir malah kita kehilangan vocal. Untuk mendapatkan ketahanan vocal, pembaca harus sering-sering berlatih membaca puisi dan menjaga control suara ketika membaca. Hal yang mempengaruhi vocal pembacaan puisi berikutnya yaitu kelancaran, seperti yang telah dijelaskan di atas kelancaran akan sangat berpengaruh pada ketersampaian isi yang kit abaca. Untuk mendapatkan kelancaran kita harus banyak berlatih.
3.      Penampilan
Penampilan dalam membaca puisi meliputi teknik muncul, blocking dan pemanfaatan setting, gerakan tubuh, dan cara berpakaian.
 Teknik muncul adalah cara yang ditempuh oleh pembaca puisi dalam memperlihatkan diri untuk pertama kalinya. Kesan baik dan mantap harus ditampilkan dalam pemunculan pertama. Hal ini penting karena keberhasilan dalam kebermunculan pertama akan berpengaruh besar pada keberhasilan pembaca selanjutnya.
Blocking merupakan pemosisian tubuh saat membaca puisi. Dalam membaca puisi kita harus dapat mengatur posisi kita di atas panggung. Misalnya apakah kita akan menghadap penonton, atau membelakangi penonton. Blocking juga akan berkaitan dengan setting panggung, ketika kita akan mencoba membaca puisi dengan memanfaatkan berbagai property yang ada di atas panggung kita harus dapat mengatur posisi kita agar nyaman dan enak dilihat.
Gerakkan tubuh juga sangat mempengaruhi keberhasilan penampilan kita ketika membaca puisi. Buatlah gerakkan yang memang diperlukan dan mendukung apa yang sedang kita sampaikan dalam hal ini puisi yang kita baca. Terlalu banyak bergerak terkadang juga dapat mempengaruhi ketersampaian isi dan juga control kita dalam membaca puisi.
Dari semua hal-hal dalam penampilan membaca puisi, cara berpakaian juga merupakan factor pendukung sukses tidaknya penampilan kita. Berpakaianlah yang rapi, mendukung puisi, dan tidak mengganggu penampilan kita.
Sebelum membaca puisi ada beberapa langkah-langkah membaca puisi yang perlu ditempuh agar dalam membaca puisi lebih maksimal. kepercayaan diri dan kemampuan berkomunikasi dengan baik adalah hal yang juga sangat menentukan keberhasilan membaca puisi di depan orang atau audien.

Strategi membaca puisi
•    1. STRATEGI MEMBACA PUISI Benarkah membaca puisi lebih sulit daripada belajar matematika?
•    2. PENDAHULUAN Mata pelajaran Bahasa dan sastra Indonesia terbagi kedalam ilmu bahasa Indonesia dan ilmu sastra Indonesia. Realisasi pembelajarannya diwujudkan dalam bentuk tujuan pembelajaran secara spesifik, tujuan tersebut mengarah kepada 4 keterampilan berbahasa termasuk didalamnya keterampilan membaca.
•    3. Perwujudan aktivitas dalam pembelajaran sastra Indonesia dengan kompetensi membaca, salah satunya melalui membaca puisi. Bagi siswa itu sendiri serta bagi guru pengajar, mengumandangkan puisi seharusnya bukan hal asing atau sesuatu yang baru dikenal. Bila kita merujuk kepada panduan pembelajaran yaitu kurikulum, materi puisi telah tertera mulai kurikulum kelas III SD. Dengan demikian, seharusnya para pelajar dan pengajar sudah akrab dengan membaca puisi dan mengapresiasinya.
•    4. Bagaimana kenyataan dilapanngan ????? Kenyataan dilapangan berbicara berbeda. Pembelajaran membaca puisi selalu disambut oleh siswa dengan reaksi nada kaget dan takut. Gugup berlebihan juga kadang terpancar dari wajah mereka.
•    5. Mengapa siswa enggan untuk membaca puisi ????? Sebagian besar siswa menjawab mereka sendiri tidak mengetahui persis sebabnya dan sebagian siswa yang lain menjawab membaca puisi itu lebih sulit dari belajar matematika .
•    6. Dari data tersebut, saya menyimpulkan bahwa alasan siswa enggan untuk membaca puisi karena mereka beranggapan bahwa membaca puisi itu merupakan pekerjaan yang sangat sulit.
•    7. APA SEBENARNYA PUISI ITU? Dunton lewat Pradopo (6:2005) puisi merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Pradopo (7:2005) puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam bentuk yang paling berkesan.
•    8. ADAKAH KETERKAITAN ANTARA ANGGAPAN SULIT DALAM MEMBACA PUISI DENGAN HAKIKAT MEMBACA PUISI ITU SENDIRI ??? Bila kita merujuk kepada kedua definisi diatas, ternyata puisi merupakan wujud pemikiran dan pengalaman manusia yang disungguhkan dengan menggunakan bahasa yang indah.
•    9. Mungkinkah kesulitan yang muncul terletak pada perbedaan arah pemikiran antara penulis puisi dengan pembaca ? Atau barangkali perbedaan itu terletak pada pemahaman terhadap untaian kata-kata indah dalam puisi?
•    10. Keraguan pembaca dalam menafsirkan makna puisi yang akan dibaca, bisa jadi menghambat kepercayaan diri untuk bisa menyuguhkan penampilan yang seharusnya. Atau, bila menemukan diksi yang tak dapat dijangkau oleh pemahaman hal itu juga sepertinya akan berpengaruh terhadap kesiapan seseorang untuk mengumandangkan puisi. Semua pembaca puisi sepertinya mengetahui bahwa berpuisi asal bunyi atau asal bersuara akan menghilangkan citra rasa puisi itu sendiri. Dengan kata lain, membaca puisi senantiasa harus berusaha menangkap dan menyampaikan pesan yang terlebur dalam bait-bait itu.
•    11. Sepertinya itulah dilema yang selalu bergelayut pada pembelajaran apresiasi puisi khususnya pada tampilan membacanya. Meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa faktor kurang akrab dengan puisi juga menjadi faktor pemicu kengganan tadi. Yang pasti, apapun faktor yang dinilai sebagai aral, harus dijadikan sebagai bahan pemikiran bersama untuk dicarikan jalan keluarnya.
•    12. Individu yang paling berpengaruh dalam menyikapi kenyataan yang terurai diatas, tentunya para guru pengajar sastra Indonesia. Sangat disayangkan bila menghadapi dilema tersebut disambut dengan antipati. Bila guru sastra tidak berupaya memperbaiki keadaan, maka tinggal menunggu siswa akan menganggap barang aneh membaca puisi.
•    13. STRATEGI MEMBACA PUISI Ajak siswa untuk mendengar atau melihat langsung orang membaca puisi dengan indah baik melalui radio/tape maupun TV. Hal ini bertujuan agar siswa lebih akrab dengan membaca puisi dan mereka memiliki model yang benar dalam membaca puisi. Persilahkan siswa untuk memilih puisi yang mereka sukai dan mengerti untuk dibacakan. Hal ini untuk mempermudah siswa menghayati dan menyampaikan makna dalam puisi yang dibacanya itu. Awali pembacaan puisi oleh guru, strategi ini diterapkan untuk mengendurkan ketegangan siswa. Setelah itu, bujuk rayu ekstra yang dibutuhkan untuk bisa sekadar menampilkan satu dua orang siswa membaca puisi di depan kelas. Yang terakhir berikan reward kepada siswa yang berhasil membaca puisi dengan lancar sampai bait terakhir. Hal ini untuk memotivasi siswa agar lebih senang dalam mengikuti pembelajaran membaca puisi.

Mengatasi kesulitan membaca puisi
. Mengatasi Kesulitan Membaca Puisi Dengan Metode Variasi Dan Pemodelan Melalui VCD Pada Siswa Semester I Kelas X SMK Texmaco Karawang Tahun Pelajaran 2008/2009 (Skripsi Anita Kusuma, 2009) Oleh : Dwi Riyanto (Mahasiswa Teknik Elektro, Universitas Negeri Jakarta) ABSTRAK Permasalahan yang diangkat dalam jurnal ini adalah Kesulitan guru dalam mengajarkan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran membaca puisi di kelas X. Dalam penelitian ini menggunakan metode-metode yang dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, implementasi tindakan observasi dan interpretasi serta analisis dan refleksi. Pada awal penelitian perlu diadakan tes diagnostik untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa dalam membaca puisi. Perlu juga diadakan observasi awal. Hasil observasi awal inilah yang kemudian dijadikan patokan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka mengatasi kesulitan membaca puisi dengan metode Pemodelan melalui VCD. Hasil analisis dan refleksi tindakan menunjukkan bahwa kondisi siswa mengalami peningkatan dalam membaca puisi dari hasil evaluasi akhir 80% siswa dapat dinyatakan tuntas secara individu dalam pembelajaran membaca puisi. Dalam mengajarkan membaca ; 1). Membaca nyaring tunggal, 2). membaca nyaring bersama, 3). membaca nyaring dengan musik atau tepukan sangat diperlukan agar siswa tidak merasa bosan, 4). metode Pemodelan melalui VCD. Sebaiknya didukung dengan pemilihan materi yang tepat sesuai sehingga siswa akan senantiasa tertarik dan pada gilirannya akan senang membaca puisi. Kata kunci : Membaca, Puisi, Variasi, Pemodelan PENDAHULUAN mengembangkan pengetahuan, A. Latar Belakang Masalah ketrampilan berbahasa, dan sikap positif Bahasa adalah salah satu alat berbahasa, dan sikap positif terhadap komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat bahasa Indonesia. saling berhubungan (berkomunikasi) saling Sesuai dengan kedudukan Bahasa berbagi pengalaman, saling belajar dari Indonesia sebagai bahasa nasional yang lain dan meningkatkan kemampuan dan bahasa negara, maka fungsi mata intelektual. Mata pelajaran Bahasa dan pelajaran bahasa dan sastra Indonesia Sastra Indonesia adalah program untuk Jurnal Bahasa Indonesia, Elektro’10 1
•    2. adalah : (1) sarana pembinaan tahun pelajaran 2008 / 2009. kesatuan dan persatuan bangsa. (2) sarana peningkatan pengetahuan dan B. Rumusan Masalah Berdasarkan atas latar belakang ketrampilan berbahasa Indonesia dalam masalah tersebut di atas, maka masalah rangka pelestarian dan pengembangan penelitian ini adlah : budaya.(3) sarana peningkatan Bagaimana cara mengatasi kesulitan pengetahuan dan ketrampilan berbahasa membaca puisi siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Texmaco Indonesia Indonesia untuk meraih dan Karawang tahun pelajaran mengembangkan ilmu pengetahuan, 2008/2009 ? teknologi, dan seni. (4) sarana C. Cara Pemecahan Masalah penyebarluasan pemakaian bahasa Masalah tentang kesulitan membaca Indonesia yang baik untuk berbagai puisi di atas melalui strategi pembelajaran keperluan, menyangkut berbagai masalah, puisi di kelas dapat bervariasi, sehingga dan (5) sarana pengembangan tidak membosankan pada siswa dan guru. Variasi pembelajaran puisi yang penalaran. dapat ditempuh guru dalam kegiatan Ruang lingkup mata pelajaran belajar bahasa dan sastra Indonesia meliputi mengajar sebagai berikut : 1. Membaca nyaring tunggal penguasaan kebahasaan, kemampuan 2. Membaca nyaring bersama memahami, mengapresiasi sastra, dan 3. Membaca nyaring dengan musik atau kemampuan menggunakan bahasa tepukan Indonesia. 4. Mencontoh model puisi melalui VCD. Pembelajaran bahasa Indonesia D. Tujuan dan Manfaat Penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan mengacu 1. Tujuan penelitian kepada kurikulum Bahasa Indonesia. Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan peneliti pada Berdasarkan atas laporan beberapa guru penelitian ini adalah menemukan kelas X SMK Texmaco di Karawang cara mengatasi kesulitan membaca dalam pembelajaran kesusastraan puisi siswa kelas kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Texmaco khususnya membaca puisi, siswa sering Karawang tahun pelajaran mengalami kesulitan. Dari uraian di 2008/2009. atas penulis terpanggil hatinya guna mengadakan penelitian untuk 2. Manfaat Penelitian menanggulangi kesulitan membaca puisi Hasil dari pelaksanaan siswa kelas X SMK Texmaco Karawang penelitian yang merupakan “Self Jurnal Bahasa Indonesia, Elektro’10 2
•    3. reflektive teaching” ini akan memberikan manfaat yang berarti KAJIAN PUSTAKA bagi perorangan dan institusi A. Kajian Teoritik/Konseptual dibawah ini : 1. Membaca Indah a. B a g i g u r u : d e n g a n Membaca indah bagi siswa dilaksanakannya penelitian ini, guru sekolah dasar adalah bukan suatu sedikit demi sedikit dapat memperbaiki hal yang mudah. Dalam membaca dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, sehingga indah disyaratkan beberapa faktor permasalahan-permasalahan yang menyangkut keindahan atau estetika, dihadapi baik oleh siswa, guru, materi sehingga menimbulkan perasaan pembelajaran dan sebagainya dapat dari pembaca atau pendengarnya. diminimalkan. Kecuali itu, dengan Sebagaimana diuraikan dalam diberikan contoh tentang penelitian ini kutipan berikut : guru akan terbiasa melakukan “membaca indah sering juga penelitian kecil yang tentunya akan disebut membaca emosional. bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran serta karier guru itu Dinamai demikian sebab selalu sendiri. menyangkut pada hal-hal yang b. Bagi Siswa : hasil penelitian berkaitan dengan keindahan atau tindakan kelas ini akan sangat besar estetika yang dapat menimbulkan manfaatnya bagi siswa yang emosi atau perasaan dari mengalami kesulitan dalam membaca pembaca atau pendengarnya” puisi. (Muchlisoh dkk, 1994:156) c. Bagi Dosen : penelitian Mengingat pentingnya tindakan kelas ini akan bermanfaat membaca indah bagi siswa SMK, bagi dosen, karena dengan seorang mitra guru, dosen dapat lebih baik pada saat sekolah maupun memahami tugas berat seorang guru setelah menyelesaikan pendidikan, serta mengetahui lebih jauh maka guru tidak bisa menghindar permasalahan - permasalah dari mengajarkan membaca indah an p r o s e s pembelajaran di kelas, bagi para siswanya. yang mana hal tersebut dapat Di dalam pembelajaran membantu para dosen dalam mendidik membaca indah guru bisa melatih, calon guru. mendorong siswa menggunakan d. Bagi Sekolah : hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang secara penuh apa yang mereka baik pada sekolah itu dalam rangka miliki, seperti materi suara, pesan, perbaikan pembelajaran pada perasaan, rasa takut, secara penuh khususnya dan sekolah lain pada apa yang mereka miliki, seperti umumnya. materi suara, pesan, perasaan, rasa Jurnal Bahasa Indonesia, Elektro’10 3
•    4. takut, harapan, dan daya khayal dikdaktik metodiknya. mereka. 3. Upaya menyiasati 2. Pembelajaran Puisi Pengajar perlu memotivasi Sebagai seorang guru yang para siswa, motivasi ini sangat bertangung jawab terhadap hasil penting. Menurut behavioristic, pekerjaannya tentu tidak membiarkan motivasi menjadi penggerak yang siswa dalam kesulitan dalam memberi arah terhadap perilaku penguasaan materi pembelajaran manusia. Agar motivasi para siswa membaca puisi. Guna mencapai ini tumbuh, pengajar perlu bersikap prestasi belajarnya secara optimal menarik, akrab, ramah, terbuka, dan guru akan berusaha dengan segala daya tanggap. dan upaya. Sebagaimana kutipan Menurut Sumardi dalam berikut : Soebagyo Brotosedjati memberikan “Pembelajaran puisi bertitik berat rambu- rambu pemilihan materi pada siswa, mempelajari puisi pembelajaran puisi sebagai berikut : agar berhasil guna (efektif dan a. sesuai dengan lingkungan anak efisien) ini berarti memerlukan didik. perhatian dan sikap belajar yang b. sesuai dengan usia anak didik. tinggi pada siswa”. (Soebagyo c. keragaman sajak. Brotosejati dkk, 1999 ). d. kesesuaian sajak dengan siswa. Kegiatan belajar mengajar Dari pendapat para ahli di untuk itu perlu disiasati oleh guru, atas dapat penulis simpulkan dan guru harus mencari kiat- bahwa dalam pembelajaran puisi kiatnya. Sehubungan dengan itu guru menghindari sikap serba tahu paling tidak ada tiga faktor penting dan memberikan informasi terus yang perlu diperhatikan dalam menerus. Guru hendakla pembelajaran puisi yaitu : faktor menumbuhkan sikap kreatif pada motivasi, materi pembelajaran, dan Jurnal Bahasa Indonesia, Elektro’10 4
•    5. siswa. Meningkatkan penalaran dan 2. Variabel yang diselidiki daya pikir siswa dengan cara Untuk menjawab memberi banyak kesempatan agar permasalahan tersebut di atas, ada siswa berani bertanya, beberapa faktor variabel yang menyampaikan pendapat/gagasan, diselidiki. Variabel-variabel jika perlu menyampaikan kritikan. tersebut adalah sebagai berikut : Interaksi multi arah hendaklah a. Variabel kesulitan membaca puisi tercipta. siswa : dengan melihat B. Hipotesis Tindakan kemampuan siswa kelas X Berdasarkan kerangka teoritik di SMK Texmaco Karawang atas maka hipotesis tindakan penelitian dalam membaca puisi pada ini adalah sebagai berikut : “Dengan pelajaran kesusasteraan diberikan pembelajaran secara bervariasi : mengalami kesulitan. 1) membaca nyaring tunggal, 2) membaca b. Variabel pembelajaran bervariasi : nyaring bersama, 3) membaca nyaring melihat cara guru dalam dengan musik atau tepukan dan 4) merencanakan pembelajaran mencontoh model puisi melalui VCD, serta bagaimana pelaksanaannya kesulitan siswa dapat teratasi”. di dalam kelas. Apakah sudah mencakup tindakan - tindakan RANCANGAN PENELITIAN yang dipersyaratkan yang A. Rancangan (Plan) memenuhi faktor/unsur 1. Setting Penelitian motivasi, materi pembelajaran Penelitian ini dilaksanakan dan memperhatikan dikdaktik di Sekolah Menengah Kejuruan metodik. Dan yang terpenting Texmaco Karawang adalah 31 adalah penyajian pembelajaran orang yang terdiri dari 13 orang tidak monoton tetapi bervariasi. siswa pria dan 18 orang wanita. B. Kegiatan dan Pengamatan (Act Jurnal Bahasa Indonesia, Elektro’10 5
•    6. and Observe) sebagai berikut : Prosedur penelitian ini terdiri dari a. membuat skenario pembelajaran tiga siklus. Tiap siklus dilaksanakan dengan menggunakan sesuai dengan perubahan yang ingin pembelajaran bervariasi dicapai, seperti apa yang telah didesain b. membuat lembar observasi : dalam variabel yang diselidiki. Untuk untuk melihat bagaimana kondisi dapat melihat kesulitan yang dialami belajar mengajar di kelas ketika siswa dalam membaca puisi serta latihan atau strategi tersebut prosentase kemampuan siswa dalam diaplikasikan. membaca puisi, maka diberikan tes 2. Pelaksanaan tindakan diagnosis yang berfungs sebagai evaluasi Kegiatan yang dilaksanakan dalam awal (initial evaluation). tahap ini adalah melaksanakan skenario Sedangkan observasi awal dilakukan pembelajaran yang telah direncanakan. untuk dapat mengetahui tindakan yang 3. Observasi tepat diberikan dalam rangka mengatasi Pada tahap ini dilaksanakan proses kesulitan tersebut. Dari evaluasi dan observasi awal maka dalam refleksi observasi terhadap pelaksanaan ditetapkan bahwa tindakan yang tindakan. dipergunakan untuk mengatasi kesulitan 4. Refleksi siswa dalam membaca puisi melalui Hasil yang didapatkan dalam pembelajaran yang bervasiasi yang tahap observasi dikumpulkan serta dilaksanakan di kelas. dianalisa Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakanlah C. Pemukaan dan Pengembangan penelitian tindakan kelas ini dengan (Reflect) prosedur (1) perencanaan (planning), (2) Hasil yang didapatkan dalam tahap pelaksanaan tindakan (action), (3) observasi dikumpulkan serta dianalisa obsevasi (observation ), (4) refleksi dalam tahap ini. Dari hasil observasi guru (reflection) dalam setiap siklus. Secara dapat merefleksi diri dengan melihat data lebih rinci prosedur penelitian tindakan observasi apakah kegiatan yang dilakukan kelas untuk siklus pertama dapat telah dapat meningkatkan kemampuan dijabarkan sebagai berikut : siswa dalam teknik membaca puisi dalam 1. Perencanaan ketrampilan membaca sastra. Adapun kegiatan yang dilakukan Disamping data hasil observasi, dalam tahap perencanaan ini adalah digunakan pula jurnal yang dibuat guru Jurnal Bahasa Indonesia, Elektro’10 6
•    7. pada saat guru selesai melaksanakan Selanjutnya hasil diskusi balikan kegiatan pengajaran. tersebut dijadikan dasar acuan untuk Data dari jurnal dapat juga pengembangan dan penyempurnaan digunakan sebagai acuan bagi guru strategi tindakan berikutnya. untuk dapat mengevaluasi dirinya C. Monitoring sendiri. Hasil analisa data yang Dengan dilaksanakannya penelitian dilaksanakan dalam tahap ini akan diharapkan berdampak positif artinya digunakan sebagai acuan untuk terjadi perubahan berupa peningkatan kwalitas yakni peningkatan prestasi baik merencanakan siklus berikutnya. guru maupun siswa. Untuk memudahkan pemantauan pelaksanaan tindakan kelas, PELAKSANAAN DAN HASIL perlu kiranya lebih dulu diadakan PENELITIAN inventarisasi tentang kondisional. Perlu A. Pelaksanaan Tindakan juga diadakan penjajagan baik mengenai 1. Hari Selasa, 4 Oktober 2008 masalah-masalah serta segala kebutuhan. melaksanakan Rencana Apakah masih kurang atau mana-mana Pembelajaran No.1 yang perlu ditingkatkan ? hal ini 2. Hari Selasa, 11 Oktober 2008 disesuaikan dengan permasalahan melaksanakan Rencana penelitian tindakan kelas. Berdasar Pembelajaran No.2 observasi awal menggambarkan bahwa : 3. Hari Selasa, 18 Oktober 2008 a. Sebagian besar siswa kelas X melaksanakan Rencana SMK Texmaco Karawang dalam hal Pembelajaran No.3 pembelajaran membaa puisi betul- B. Implementasi betul perlu mendapat perhatian. Kegiatan pelaksanaan tindakan Secara umum (90%) hanya sekedar membaca belum ke tingkat penjiwaan, sebagai upaya untuk mengatasi teknik yang baik dan pembawaan permasalahan dapat dilaksanakan sesuai yang benar serta penampilan yang dengan perencanaan tindakan. Dalam baik juga. pelaksanaannya kegiatan pelaksanaan b. Guru kelas sendiri masih tindakan bersamaan dengan kejutan merasakesulitan dalam observasi, interpretasi, dan kegiatan mengajarkan pembelajaran membaca refleksi. Hasil kegiatan observasi puisi . Metode yang ia pakai selama kelas dilanjutkan dengan diskusi ini belum memperoleh hasil yang balikan. menggembirakan. Jurnal Bahasa Indonesia, Elektro’10 7
•    8. c. Dalam proses belajar mengajar tergugah dan mencari teknik teknik siswa berpendapat sesuai alam yang baik demi keberhasilan dalam pikirannya, bahwa membaca puisi siswanya. cukup menirukan guru kemudian membaca sendiri. SIMPULAN DAN SARAN Pelaksanaan tindakan periode awal A. Simpulan selanjutnya kita bandingkan, dipantau Ada beberapa macam membaca dan dievaluasi. Dari sinilah dapat yakni : diketahui prestasi serta kemajuan - membaca teknik sebagai dampak positif dari tindakan. - membaca dalam hati D. Refleksi Hasil Penelitian - membaca bahasa 1. Hasil tes diagnostik untuk - membaca indah mengetahui kondisi awal sebagai berikut: Membaca puisi termasuk Nilai tertinggi 8 membaca indah yang disebut juga Nilai terendah 4 membaca emosional. Mengapa demikian Nilai rata-rata 6 ? karena berkaitan dengan keindahan 2. Hasil tes akhir setelah pelaksanaan (estetika) yang dapat menimbulkan tindakan sebagai berikut: perasaan dari pembaca atau Nilai tertinggi 9 pendengarnya. Guru dalam pembelajaran Nilai terendah 6,5 membaca puisi, jika tidak mempunyai Nilai rata-rata 7,5 semangat dan strategi mengajar dengan Dari hasil analisis menunjukkan baik maka mustahil akan memperoleh bahwa metode variasi dengan teknik : hasil yang baik. Sebaliknya bila guru 1) membaca nyaring tunggal, 2) penuh kreatif dan inovatif tentunya membaca nyaring bersama, 3) membaca dalam mengajarkan puisi (membaca nyaring dengan musik atau tepukan, dan puisi) akan memilih strategi yang tepat 4) mencontoh model melalui VCD sehingga pada gilirannya akan dapat berdampak : mendapatkan hasil yang maksimal. 1. Meningatkan kemampuan membaca Penentuan strategi belajar mengajar puisi siswa tidak lepas dari hal pemilihan metode. 2. Siswa termotivasi baik secara internal Agar tidak membosankan guru harus maupun eksternal dapat memilih metode yang sesuai, 3. G u r u a k a n selalu kreatif, teknik yang bervariasi, variasi yang Jurnal Bahasa Indonesia, Elektro’10 8
•    9. dipakai dalam pembelajaran puisi antara B. Saran lain : Mengajarkan bahasa Indonesia a. membaca nyaring tunggal khususnya pembelajaran membaca puisi Dengan membaca nyaring tidak boleh dipandang enteng. Artinya kita tidak boleh hanya memandang sebelah tunggal siswa memiliki mata. Berawal, dari pengertian bahwa pengalaman awal akan tumbuh pembelajaran puisi pada hakekatnya keberaniannya. Keberanian ini menekankan pada bagaimana para siswa penting terutama dalam mempelajari puisi agar berhasil guna dan pembentukan sikap mental dan berdaya guna maka perlu perhatian kepribadian siswa. serius dan sikap belajar yang tinggi b. membaca nyaring bersama pada diri siswa. Membaca nyaring bersama Dalam proses pembelajaran akan bermanfaat dapat membaca puisi menggunakan metode menumbuh kembangkan jiwa variasi sangat relevan. Metode yang sosial. Siswa akan terbiasa bervariasi ini menggugah siswa untuk mengkomunikasikan dengan gemar mempelajari puisi secara bertahap. orang lain. Metode variasi membuat siswa merasa c. membaca nyaring dengan terangsang, tertarik. Juga dengan musik atau tepukan metode ini dapat berdampak Membaca nyaring dengan tumbuhnya rasa keberanian, rasa musik atau tepukan lebih sosial serta dapat menyampaikan menekankan pada penjiwaan. pesan yang terkandung dalam puisi Siswa tidak sekedar membaca yang dibawakannya. tetapi dapat menjiwai isi puisi Tentunya keberhasilan metode yang dibacanya. ini akan dipengaruhi oleh banyak faktor d. mencontoh model puisi melalui tidak kalah pentingnya yaitu faktor VCD motivasi dan pemilihan materi yang Dengan mencontoh para model sesuai. puisi melalui VCD anak akan mampu meniru gaya, suara dan DAFTAR PUSTAKA mimiknya Variasi tersebut akan Brotsejati, Subagyo. dkk. 1999. Materi baik bila dilakukan secara Penataran Sistem Pembinaan Profesional. terpadu, bertahap dan kontinyu. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Jurnal Bahasa Indonesia, Elektro’10 9
•    10. Muchlisoh. dkk. 1994. Modul Pendidikan Bahasa Indonesia 3 DII. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Purwanto, Ngalimin. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Sugondo, Dendi. 1994. Lancar Berbahasa Indonesia. Jilid 4 Kelas V Sekolah Dasar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Suharto G. 1988. Metodologi Penelitian dalam Jurnal Bahasa Indonesia, Elektro’10 10

4 komentar:

  1. Thanks alots this article help me ^^

    BalasHapus
  2. warna tulisannya tolong jangan pink, agar bisa dilihat dan dibaca oleh orang yang mengunjungi situs ini. trims

    BalasHapus
  3. alhamdulilah terimakasih....
    artikel ini sangat membantu tugas kuliah saya:)

    BalasHapus