Jumat, 01 Juni 2012

CERITA RAKYAT BOMBANA

Tugas
BAHASA BANTU
(Asal Usul Gunung Saba Mpolulu)
OLEH :

A S N I D A R

Konon, di Sulawesi Tenggara, Indonesia, ada  ua buah gunung yang terletak berjauhan. Yang satu terletak di daerah Labunoua (sebelah timur) dan yang satunya lagi terletak di daerah Kabaena (sebelah barat). Gunung yang berada di Labunoua bernama Gunung Kamonsope, sedangkan gunung yang berada di Kabaena bernama Gunung Mata Air. Di masing- masing gunung tersebut ada penunggu atau penjaganya. Gunung Kamonsope dijaga oleh permepuan cantik, sedangkan Gunung Mata Air dijaga oleh seorang laki-laki bertubuh gendut dan berambut gondrong.
Pada suatu ketika, musim kemarau melanda daerah itu selama berbulan – bulan, sehingga seluruh daerah itu kekurangan air. Kecuali  Gunung  Kamonsope, persediaan airnya masih melimp[ah. Oleh penjaganya, air tersebut digunakan untuk mengairi daerah sekitar Gunung Kamonsope yang ditumbuhi oleh pepohonan dan tanaman.
Sementara itu, Gunung Mata Air sangat kekurangan air. Jangankan untuk mengairi pepohonan dan tanaman, air untuk mandi pun sulit diperoleh. Memang aneh. Walaupun gunung itu bernama Gunung Mata Air, tetapi masih tetap kekurangan air.
Suatu hari, penjaga Gunung Mata Air meminta air kepada penjaga Gunung Kamonsope untuk mengairi daerah sekitar Gunung Mata Air yang dilanda kekeringan.
“Maaf saudari, bolehkah aku meminta sebagian airmu?” pinta penjaga Gunung Mata Air dengan sopan.
“Maaf  Tuan, aku tidak dapat memberikanmu air, karena aku juga membutuhkan banyak air,”jawab penjaga Gunung Kamonsope.
Beberapa kali penjaga Gunung Mata Air meminta air, namun penjaga Gunung Kamonsope tetap menolak permintaanya. Hal ini membuat penjaga Gunung Mata Air menjadi murka.
“Jika kamu tidak mau memberikan airmu, aku akan memaksamu!” seru penjaga Gunung Mata Air dengan kesal.
“Jika aku tidak mau memberikanmu air, itu adalah hakku. Kenapa kamu memaksa? Tapi, kalau kamu berani, silahkan!” tantang penjaga Gunung Kamonsope.
“Dasar perempuan pelit! Kalau itu maumu, tunggu saja pembalasanku!” seru penjaga Gunung Mata Air lalu segera kembali ke tempatnya dengan perasaan marah.
Sesampainya di Gunung Mata Air, lelaki gemuk itu langsung merebahkan tubuh di  pembaringannya. Pikirannya mulai berkecamuk memikirkan bagaimana cara memperoleh air dari perempuan itu dengan paksa. Kemudian, tiba-tiba sesuatu terlintas dalam pikirannya.
“Aku ini adalah laki-laki, sedangkan penjaga Gunung Kamonsope adalah perempuan. Ah, masa aku dilecehkan oleh perempuan itu. Aku akan menembaknya dengan meriamku,”pikirnya.
Rupanya penjaga Gunung Mata Air merasa harga dirinya diinjak-injak, sehingga membuatnya tambah marah dan memutuskan untuk memerangi penjaga Gunung Kamonsope dengan menggunakaan kekuatan senjata. Ia  pun mengeluarkan senjata meriamnya.
“Dengan meriam ini, aku akan menghancurkan Gunung Kamonsope sampai berkeping-keping,”gumam penjaha Gunung Mata Air.
Setelah itu, pe3njaga gunung Mata Air segera menembakkaqn meriamnya.
“Duorr…!” terdengar suara letusan.
Tembakan pertama itu tidak mengenai sasaran. Tembakan kedua pun diluncurkan, namun masih meleset.  Tembakan ketiga, peluru tidak sampai ke sasaran.
Berkali-kali Penjaga Gunung Mata Air meluncurkan peluru meriamnya, namun tidak ada yang mengenai sasaran. Ia pun semakin murkaq dan emosinya tidak terkendali. Ia menembakkan satu persatu peluru meriamnya kea rah Gunung Kamonsope, namun tidak satu pun yang mengenai sasaran. Tanpa disadarinya, ternyata Ia telah kehabisan peluru.
“Duooorr…!!! Booom…!!!” terdengar suara letusan yang sangat dahsyat.
Peluru meriam itub tepat mengenai puncak Gunung Mata Air hingga terpongkah. Puncak gunung itu hilang sebagian membentuk seperti kapak yang terkena benda keras. Sejaqk peristiwa itu, Gunung Mata Air berganti nama menjadi Gunung Saba Mpolulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar